Pada dasarnya perilaku seksual remaja usia belasan tahun sama dengan orang dewasa. Ketika hasrat seksual muncul terkadang sangat mengganggu terutama konsentrasi belajar. Salah satu pelampiasan yang sering dilakukan adalah melalui onani (pada laki-laki) atau masturbasi (pada perempuan). Onani atau masturbasi pada remaja sebenarnya adalah bentuk gangguan orientasi seksual yang bisa berdampak buruk pada kejiwaan sebab menyebabkan efek adiksi (ketagihan).
Onani adalah suatu cara mencapai kepuasan dengan merangsang diri sendiri, terutama pada organ kemaluan untuk mencapai kepuasan tertentu. Perilaku onani bisa timbul karena ketegangan seks pada saat pubertas. Pada umumnya keadaan itu timbul pada laki-laki yang belum menikah karena dorongan seksual yang begitu besar. Menurut para ilmuwan, melakukan onani tidak merusak kesehatan jika tidak berlebihan. Karena masturbasi hanyalah mengeluarkan apa yang berlebihan pada tubuh.
Jadi kehilangan benih tidaklah merugikan tubuh karena kelenjar benih segera mengisi kekosongan akibat perbuatan masturbasi tersebut. Tapi sebenarnya lebih dari itu, bahaya dan kerugiannya terletak pada dampak psikologis yang ditimbulkannya.
Menurut dr Istar Yuliadi, pakar seksologi asal Solo, onani maupun masturbasi sering dilakukan oleh remaja dengan tujuan melampiaskan hasrat seksual yang terpendam. Perilaku ini dianggap lebih aman karena tidak berhubungan dengan lawan jenis, sehingga risiko terkena penyakit menular seksual menjadi rendah.
“Akan tetapi sama dengan efek dari perilaku seksual yang lain, onani akan menyebabkan efek ketagihan atau adiksi jika tidak dikendalikan,” ujar Istar dalam Seminar Nasional Perilaku Seks Remaja di UNS belum lama ini. Hampir sebagian besar laki-laki dan perempuan muda pernah melakukan onani atau masturbasi. Sebab saat ini perilaku menyimpang yang kadang juga menggunakan alat ini dianggap sebagai hal yang biasa dan lumrah dilakukan. Bahkan diperkirakan 95 persen laki-laki pernah melakukan onani, sementara 60 persen perempuan juga demikian.
Istar mengungkapkan, tren perempuan untuk melakukan masturbasi terus meningkat dari tahun ke tahun. Diperkirakan saat ini jumlahnya mencapai angka 80 persen atau mungkin lebih.
Media yang biasanya digunakan untuk melakukan onani adalah media visual, entah berupa film ataupun gambar, yang kesemuanya dapat dikategorikan sebagai pornografi. Onani yang dapat menyebabkan ketagihan pada remaja yang melakukannya ternyata memiliki dampak buruk terhadap otak. Beberapa ahli mengutarakan, dampak pornografi terhadap perilaku penyimpangan seksual akan mengakibatkan otak bagian tengah yang disebut dengan ventral tegmental area (VTA) secara fisik akan menjadi mengecil.
Disebabkan Pornografi
Gangguan orientasi seksual pada remaja saat ini paling banyak disebabkan oleh pornografi yang sekarang mudah didapat, terutama lewat dunia maya. Padahal gangguan ini menimbulkan perubahan konstan pada neurotransmiter (proses penyampaian pesan secara kimiawi) dan melemahkan fungsi kontrol. “Ini (pornografi) yang membuat orang-orang yang sudah kecanduan tidak bisa lagi mengontrol perilakunya,” tegas Istar.
Selain itu, ketagihan pada pornografi (onani) juga dapat menimbulkan gangguan pada memori. Meski kondisi itu menurut Istar, tidak berlangsung dalam waktu singkat namun melalui beberapa tahap yakni kecanduan yang ditandai dengan tindakan impulsif (nakal atau merusak), ekskalasi (peningkatan) kecanduan, desensitasi (antisensitif) dan akhirnya penurunan perilaku. Bahkan, diketahui kerusakan otak akibat kecanduan akibat pornografi adalah paling berat dari kecanduan kokain. Sebagai langkah pencegahan, sex education (pendidikan seks) sangat berguna untuk mencegah remaja pada kebiasaan onani.
Pendidikan seks dimaksudkan sebagai suatu proses yang seharusnya terus-menerus dilakukan sejak anak masih kecil. Pada permulaan sekolah diberikan sex information dengan cara terintegrasi dengan pelajaran-pelajaran lainnya, seperti penjelasan seksual yang sederhana dan informatif. Misalkan, onani atau masturbasi adalah suatu bentuk penyimpangan dalam menyalurkan seks.
Dalam kehidupan yang semakin keras banyak orangtua lupa pentingnya memperhatikan perkembangan psikologi anak terutama pengertian tentang seks. Sebab onani merupakan ekspresi seorang anak dalam mencari tahu pengetahuan yang salah tentang seks.
Minggu, 04 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar